Khoo Guat Neo |
Sulastri yang berasal dari Surabaya itu sangat dikenal di kompleks Yew Lian Park. Selama 13 tahun bekerja untuk Khoo Guat Neo, Sulastri dikenal ramah kepada para penghuni apartemen lain.
R.S. Sanga, koordinator penghuni The Yew Lian Park Residents, menuturkan, "Dia selalu tersenyum kepada para penghuni lain. Namun, ketika Madam Khoo meninggal, dia menjadi pendiam." Bulan lalu, Sulastri kembali ke Singapura untuk menerima uang, demikian berita yang ditulis oleh koran berbahasa Cina Lianhe Zaobao.
Sulastri sebenarnya sudah ingin pensiun dan kembali ke Indonesia. Namun melihat majikannya, Khoo Guat Neo, 92 tahun, hidup sebatang kara, dia tak tega. Di apartemennya, Khoo hanya tinggal bersama seekor kucingnya dan Sulastri.
Perempuan berusia 30 tahun ini sangat telaten merawat majikannya. Dia mengurus semuanya, mulai dari berbelanja, mengantarkan majikannya ke rumah sakit, sampai mengantar majikannnya untuk potong rambut ke salon.
Khoo luluh melihat ketekunan Sulastri. Dia kemudian mewariskan sepertiga hartanya kepada Sulastri. Sisanya, sebanyak 760 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 7 miliar disumbangkan kepada rumah sakit Kwong Wai Shiu.
Tukang cukur Khoo juga kebagian warisan 200 ribu dolar atau sekitar Rp 1,8 miliar. Tak lupa warisan 100 ribu dolar atau sekitar Rp 900 juta untuk sebuah yayasan pencinta kucing, Cat Welfare Society, dan juga kepada dokter pribadinya serta keponakannya. (Sumber: Tempo)
>