Nuryati Solapari (37), tidak terpikir untuk menjadi doktor bidang hukum. Mantan TKI di Arab Saudi ini sukses meraih gelar doktor di Universitas Padjadjaran.



Pendidikan baginya adalah satu-satunya harapan untuk mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik. Ayahnya hanyalah seorang pegawai administrasi di Pemda setempat dan ibunya hanya mengurus anak-anaknya di rumah.

"Di kampung saya itu banyak sekali TKI, turun temurun, tidak ada perubahan signifikan di sana," ungkap Nuryati

Ia pun memutuskan untuk menjadi pembantu rumah tangga di Arab Saudi demi impiannya melanjutkan pendidikan. Ia meyakinkan orang tuanya bahwa menjadi TKI adalah satu-satunya jalan untuknya agar bisa berkuliah.

Sepulangnya ke Tanah Air, ia lantas kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon mengambil jurusan Hukum. Sembari bekerja di Pizza Hut Cilegon di siang hari, ia mampu menyelesaikan studi S1-nya hanya 3,5 tahun dengan predikat Cum Laude.

Melihat banyaknya permasalahan hukum yang menyangkut TKI, ia merasa empatinya terbangun dan terus memperdalam ilmu hukum dengan mengambil S2 di Universitas Jayabaya Jakarta tahun 2006-2008 dan S3 di Universitas Padjadjaran tahun 2011-2016.

Setelah merengkuh gelar doktor, ia masih bertekad menebar manfaat kepada sesama dengan mengabdikan ilmunya. Dengan memfokuskan kepada pemberdayaan TKI, ia berharap bisa memberikan manfaat. "Beberapa target besar yang belum tercapai salah satunya jadi guru besar bidang hukum," ungkapnya. (Sumber: tribun)