Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus masih terus melakukan repatriasi atau pemulangan kembali warga negara Indonesia ke tanah air, dari wilayah perang. Padahal, Suriah adalah salah satu negara yang sudah tidak diperbolehkan lagi adanya pengiriman tenaga kerja akibat situasi yang tidak memungkinkan.



Badan Nasional Penempatan dan Perlingungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menilai pengiriman buruh migran secara tidak prosedural atau ilegal ini adalah permasalahan yang sangat kompleks. Biasanya para calon TKI ini diselundupkan melalui negara transit ke negara seperti Malaysia atau Singapura, untuk kemudian ditransitkan ke Timur Tengah.

"Pemerintah tidak bisa mengecek pola seperti itu karena kita tidak bisa deteksi orang yang ke luar negeri misal Singapura, karena bebas visa. Padahal nanti disana ditransitkan, untuk kemudian diurus para jaringan penyelundup ini ke negara-negara tertentu," kata Deputi Kepala Bidang Perlindungan BNP2TKI, Teguh Hendrocahyono, kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis 15 Desember 2016.

Biasanya pelaku penyelundupan tenaga kerja ini, lanjut Teguh, adalah orang yang ditokohkan di suatu kampung atau wilayah. Para korban ini kemudian diiming-imingi dengan gaji besar dan jaminan kesejahteraan yang membuat para korbannya menjadi tergoda untuk diberangkatkan ke luar negeri.

"Ketika kita bertemu dengan para TKI asal Suriah ini mereka bahkan mengaku kalau tidak tahu akan dikirim ke sana. Mereka tahunya akan dikirim ke Saudi, padahal mereka tahu negara-negara itu sudah ditutup untuk pekerja domestik," ujarnya.

Seperti diketahui pada awal pekan ini, KBRI Damaskus kembali merepatriasi sebanyak 11 orang WNI ke Indonesia gelombang ke-282 melalui Bandara Internasional Rafik Hariri Beirut, Lebanon.

Para TKI yang direpatriasi tersebut semuanya berasal dari Jawa Barat dan berhasil dipulangkan setelah hak-haknya dengan majikan diselesaikan. Pada tahun 2016 ini, KBRI Damaskus telah memulangkan sebanyak 366 WNI dari Suriah. Saat ini masih terdapat 22 WNI di shelter KBRI Damaskus dan masih terus bertambah setiap hari. (Sumber: Vivanews)



>