“Saya sempat menemui calo yang dulu memberangkatkannya. Tapi setelah itu, Nika telpon sambil nangis. Katanya, kalau keluarga sudah cerita macam-macam. Dia ditekan agar tidak menghubungi dan cerita pada siapapun,” tandas Anto Sunarto, orang tua Nika, tanpa mengetahui siapa yang menekan Nika.
Karenanya, dia sempat khawatir mencari bantuan. Tiap kali dia mengadukan masalah ini ke pihak luar, anaknya akan mendapatkan tekanan dari agensi di Singapura.
Karenanya, dia sempat khawatir mencari bantuan. Tiap kali dia mengadukan masalah ini ke pihak luar, anaknya akan mendapatkan tekanan dari agensi di Singapura.
Namun, karena dia sangat ingin anaknya pulang, dia pun semakin bulat untuk berupaya maksimal.
Diakuinya, terkait keinginan Nika untuk pulang, keluarga sampai saat ini tidak tahu harus mengadu dan meminta tolong pada siapa. Keluarga mengaku tidak mungkin bisa memenuhi tuntutan majikan di Singapura. Pasalnya, keluarga ini tidak memiliki penghasilan tetap dan harus menghidupi dua adik Nika yang masih sekolah. Selain itu, orang tua Nika juga masih mengurus Najwa Khaira Wilda (3), anak semata wayang Nika dari pernikahannya dengan Lu’lum Mantsuro.
Diakuinya, terkait keinginan Nika untuk pulang, keluarga sampai saat ini tidak tahu harus mengadu dan meminta tolong pada siapa. Keluarga mengaku tidak mungkin bisa memenuhi tuntutan majikan di Singapura. Pasalnya, keluarga ini tidak memiliki penghasilan tetap dan harus menghidupi dua adik Nika yang masih sekolah. Selain itu, orang tua Nika juga masih mengurus Najwa Khaira Wilda (3), anak semata wayang Nika dari pernikahannya dengan Lu’lum Mantsuro.
“Jangankan buat nebus, buat makan saja susah,” ujar Anto Sunarto, orang tua Nika. Dirinya, selama ini menjadi tulang punggung utama keluarga dengan mencari nafkah. Pekerjaannya pun kerap tidak menentu dengan penghasilan pas-pasan. Terkadang dia menjadi penjual keliling dengan menjajakan jajanan anak kecil. Diwaktu lain, dia kerap menjadi buruh serabutan. (Sumber: radarbanyumas)
>