Walaupun mesin sebelah kanan pesawat Hercules dalam keadaan mati, diperkirakan pilot masih bisa mengatasi situasi dan turun. Namun karena ada tower atau antena radio menghadang dan tertabrak akhirnya pesawat jatuh.
Dikutip dari Detik, "Pilot ini sudah tahu bagaimana me-recover terjadinya engine failed itu. Jelas climbing terus kan tidak bisa. Dia harus turun, harus pelan. Nah, itu jelas kalau tidak ada antena, nabrak, saya perkirakan ya masih bisa terecover," kata Agus kepada wartawan di Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/7/2015).
Antena yang dimaksud merupakan antena radio milik sekolah Bethany. Antena yang dibangun di atas ruko tiga lantai itu tingginya sekitar 35 meter dari permukaan tanah. Nah, menurut Agus seharusnya kawasan itu steril dari material bangunan setinggi itu, dan hal itu juga diatur dalam aturan International Civil Aviation Organization (ICAO).
Disebutkan Agus, karena situasi mesin yang mati menyebabkan pesawat tidak bisa naik secara normal. Dalam situasi itu pilot kemudian memutuskan untuk turun, ternyata kemudian menabrak antena itu. Akibatnya pesawat oleng dan kemudian jatuh dalam posisi terbalik menimpa bangunan yang berada di Jalan Djamin Ginting, Medan. Sekiranya antena itu tidak ada, pilot diyakini masih bisa bermanuver mengatasi masalah mati mesin yang dialaminya.