Wati memang berani bersikap tegas. Dia tampaknya cukup berpengalaman. Dengan nada keras, dia berani menentang majikannya di Taiwan yang kala itu menawarinya mau membayar 30.000 dolar NT untuk sekali tidur bersama.
"Uang bisa dicari, tetapi kehormatan sangat bernilai," katanya berpuisi. Berkat ketegasannya itu, majikannya kini menjadi segan. Dia tidak berani lagi "macem-macem", bahkan kini menjadi sangat santun menghormatinya.
Kini masa kontrak kerjanya 3 tahun di Taiwan sudah berakhir. Wati siap pulang kampung membawa bekal tabungan yang cukup besar, karena gaji terakhirnya sampai 18.000 dolar NT sebulan. Bahkan, dia mengaku pernah pulang kampung dengan diberikan banyak oleh-oleh. (sumber: Suaramerdeka)
>