Kedutaan Besar Republik Indonesia di ibu kota Suriah, Damaskus, terus merepatriasi warga negara Indonesia untuk kembali ke tanah air. Namun, kali ini berbeda, sebab KBRI Damaskus berhasil menyelamatkan dua anak Indonesia yang lahir di Suriah.



Dua anak Indonesia tersebut masing-masing bernama Mohammad Hilman, berusia tiga tahun yang lahir di Damaskus dan Mohannad Touja berusia empat tahun kelahiran Aleppo, Suriah. Keduanya berhasil direpatriasi pada gelombang ke-281 pada tanggal 30 November lalu.

Ibu dari Mohammad Hilman, Nani Nuraeni binti Sail, berasal dari Majalengka Jawa Barat yang datang ke Damaskus, Suriah sebagai TKI pada tahun Desember 2008. Berdasarkan keterangan Nani, setelah kabur dari majikan aslinya pada Juni 2009, Nani ditampung oleh WN Suriah bernama Samer al-Bawab yang menjanjikan Nani untuk diantarkan ke Kedutaan. Bulan berganti bulan, Nani malah bekerja di kantor agen TKW ilegal Samer al-Bawab.

Pada tahun 1 Mei 2013, seorang bayi yang diberi nama Mohammad Hilman lahir dari hubungan Nani dengan anak lelaki tertua Samer, Adnan al-Bawab. Samer menjadikan bayi Mohammad Hilman sebagai sandera agar Nani mau dipekerjakan ke rumah-rumah orang secara bulanan di bawah pengawasan Samer.

Samer mengancam jika Nani tidak menurut padanya, maka bayinya tidak akan selamat. Samer malah mempekerjakan Nani ke banyak majikan dengan sistem bulanan dan memotong setiap gaji Nani.

KBRI Damaskus berhasil memenjarakan Samer dan komplotan agen TKW ilegalnya oleh Kepolisian Trafficking Suriah, termasuk Nani dan anaknya karena tidak memiliki paspor dan izin tinggal. Pada Juli 2016, KBRI berhasil menarik Nani beserta anaknya dari Pusat Penahanan Imigrasi ke shelter KBRI Damaskus. Selama tinggal di shelter KBRI, Mohammad Hilman kerap menanyakan Samir dan istrinya yang dikenalnya sebagai orang tuanya, sedangkan Nani hanyalah pembantu Samer.

Sementara, Sri Budi Setyowati Sudardi asal Makasar berangkat ke Aleppo Suriah sebagai TKW pada April 2003. Menurut keterangannya, ia berangkat dengan paspor palsu keluaran Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Nama asli Sri Budi adalah Suwi Daeng Bau asal Makassar, tetapi dibuatkan paspor di Jakarta Barat dengan nama Sri Budi Setyowati Sudardi asal Surabaya.

Setelah bekerja selama lebih dari 7 tahun di Aleppo, pada tahun 2010, Sri Budi alias Suwi berkenalan dan menikah dengan supir taksi bernama Muhammad Khoyawi. Sejak saat itu, Sri Budi alias Suwi tinggal bersama Muhammad Khoyawi dan dikaruniai anak bernama Muhanad Touja yang lahir di Aleppo, 18 Oktober 2012.

Di tengah kecamuk konflik yang melanda Aleppo, KBRI Damaskus menyelamatkan Sri Budi alias Suwi pada Juli 2016 ke shelter KBRI cabang Kota Aleppo. Saat itu, konflik di Aleppo mencapai eskalasi konflik tertinggi. Setelah menunggu jalanan ke Damaskus aman dilalui, pada Agustus 2016, Sri Budi alias Suwi beserta anaknya Muhanad Touja dibawa ke shelter Damaskus.

Setelah perjuangan panjang Kepolisian Suriah, sidang demi sidang di pengadilan, dan pengurusan dokumen keimigrasian, Nani Nuraeni binti Sail beserta anaknya Mohammad Hilman dan Sri Budi Setyowati Sudardi beserta anaknya Muhanad Touja dapat dikeluarkan dari Suriah.



Melalui keterangan tertulisnya, Pejabat Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi mengatakan bahwa KBRI Damaskus selalu mencari alternatif tercepat, teraman, dan terbaik untuk segera mengeluarkan seluruh WNI dari wilayah berbahaya Suriah.

“Kami di KBRI Damaskus menyelamatkan WNI dari Suriah berkejaran dengan waktu. Sebelumnya repatriasi dilakukan langsung via Bandara Internasional Damaskus, pernah juga lewat Amman Jordania, kini lewat Beirut Lebanon. Yang penting keselamatan WNI lebih terjamin dengan secepatnya meninggalkan Suriah," ujarnya. (Sumber: Vivanews)



>