Tidak selamanya bermain dengan hobi itu hanya mengahabis-habiskan waktu, dua pemuda kakak beradik asal jawa tengan yang berprofesi sebagai penjual susu dan tukang tambal ban ini mampu mendapatkan bayaran hingga ribuan dolar karena hobinya.
Arfian dan Arie, awalnya adalah seorang pedagang susu dan tukang tambal ban. Kehidupan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi membuat mereka harus bekerja apa saja untuk mendapatkan penghasilan. Arfian adalah seorang lulusan SMA, sedang Arie lulusan SMK jurusan otomotif.
Arfian awalnya hanya iseng bermain program desain engineering menggunakan komputer milik sepupunya, kesingannya itu pun menjadi hobi yang kemudian ditularkan kepada adiknya Arie.
Kehidupan mereka mulai berubah disaat bermodal iseng dan nekat, kakak beradik asal Salatiga tersebut malah berjasil menyabet juara pertama dalam "3D Printing Challenge" yang diadakan General Electric (GE). Tidak cuma itu, dalam kompetisi tersebut, karya Arfian dan Arie berhasil mengalahkan karya insinyur lulusan universitas terkemuka dunia.
Proyek pertama yang mereka kerjakan adalah membuat jarum untuk alat ukur yang berfungsi sebagai alat medis. Pemesannya adalah perusahaan asal Jerman. Mereka mendapat honor perdana sebesar 10 dollar AS atau sekitar Rp 90 ribuan kala itu.
Sejak proyek pertama itu, mereka terus mendapat permintaan untuk membuat desain-desain alat-alat lain yang semakin canggih. Bahkan, mereka sempat ditawari membuat senjata namun mereka menolak karena senjata dapat digunakan untuk tindakan kriminal. Mereka juga pernah membuat desain pesawat ringan yang dipesan oleh perusahaan asal Amerika Serikat. Mereka mendapat bayaran ribuan dollar dari proyek itu.
Kini si tukang tambal ban dan tukang susu tersebut adalah pemilik usaha Dtech Engineering, bisnis jasa desain yang mendunia.
>