Kawasan yang ada di pinggir sungai Ciliwung ini biasa dilanda banjir, sehingga memaksa warga mengungsi. Biasanya, kawasan ciliwung selalu banjir jika hujan melanda Jakarta dan menenggelamkan kawasan penduduk di bantaran ciliwung. Namun kali ini, rumah-rumah petak di gang padat penduduk tersebut tampak kering.



"Tahun ini sungai Ciliwung tidak meluap sehingga mereka tidak mengalami banjir" ujar Pak Mahmud yang sudah tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1984. 

"Biasanya banjir, sebelumnya adanya ini," tambahnya sambil menunjukkan pembangunan tanggul di bantar sungai Ciliwung.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengatakan hingga akhir Februari adalah puncak musim hujan. Dengan adanya tanggul di sungai Ciliwung ditengarai sebagai faktor yang membuat warga bantar sungai Ciliwung tahun ini relatif bebas banjir.

Meski demikian, derasnya hujan yang mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir menimbulkan masalah di jalan-jalan Jakarta: genangan-genangan yang menyebabkan kemacetan. Pengamat tata kota dari Universitas Indonesia Gunawan Tjahjono menjelaskan salah satu penyebabnya.

"Selama ini pembangunan yang begitu dahysat dari tahun 2002, setiap tahun kita membangun basement (ruang bawah tanah) seluas Monas. Itu kan mengurangi daya resapan air," jelas Gunawan. Dia menegaskan bahwa itu hanyalah satu penyebab banyaknya genangan di jalanan ketika hujan.

Untuk mencegah banjir, Gunawan Tjahjono mengatakan ada baiknya pembangunan ruang bawah tanah dikurangi, terutama di daerah Jakarta Selatan.