Samsul Arifin (34), warga Desa Jaddih Kecamatan Socah bertekad menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, pilihan meninggalkan kampung halaman pada 2006 silam dengan menjadi sopir di Riyadh, Arab Saudi bukanlah tujuan terakhirnya.



Dengan berbekal pengalaman mengemudikan pikap toko, ia memutuskan pergi ke Arab Saudi untuk menjadi sopir.Tujuan utamanya adalah untuk mencari dan mengumpulkan modal usaha.

Semua gajinya sebulan sebesar 1.000 Riyal dia transfer semua kepada kakaknya setiap bulan, sedangkan Untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari, Arif mengandalkan uang makan selama satu bulan sebesar 200 Riyal.


loading...

Rutinitas seperti itu ia jalani selama tiga tahun hingga akhir 2009. Memasuki tahun 2010, ia mendirikan pondasi toko bangunan dengan modal Rp 90 juta yang diperolehnya dari Riyadh.

Dari penjualan bahan-bahan bangunan dan barang elektrikal, Arif yang sudah dikaruniai dua anak kini mampu meraup rupiah tanpa harus kembali menjadi seorang TKI.

"Alhamdulillah bisa mempekerjakan enam orang. Mobil sudah ada, satu dump truck untuk bisnis sampingan, dan satu pikap untuk operasional toko," ujarnya. (Sumber: tribunews)


>