Mungkin ada sebagian yang bingung mengapa tukang ojek tidak bergabung ke ojek berbasis aplikasi padahal penghasilan sebagai tukang ojek berbasis aplikasi bisa memberikan penghasilan yang besar dan kemudahan. Berikut ini adalah alasan tukang ojek konvensional ogah bergabung dengan ojek berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab Bike yang dikutip dari Kompas.com:
Malas
Menurut seorang tukang ojek di daerah Tanjung Priok, selama lima tahun ngojek, dia tidak pernah mengantar penumpang di luar dari wilayah Tanjung Priok. "Kebanyakan sih penumpang saya ya di sekitar (Tanjung) Priok, Mas. Paling jauh ke Sunter atau daerah lain di Jakut. Kalau di luar itu, saya nggak ambil," kata ayah dua anak tersebut.
"Kalau di pangkalan kan bisa agak santai, sambil main catur. Soalnya, kalau ojek berbasis aplikasi setahu saya harus muter-muter terus" Ujar pengojek lainnya
Gaptek (Gagap Teknologi)
Indra (24), berpendapat, kebanyakan dari teman-temannya sesama pengojek tidak terbiasa mengaplikasikansmartphone. Sebab, kebanyakan dari pengojek di beberapa pangkalan masih banyak yang menggunakan ponsel sederhana.
"Ribet, Mas, mending SMS atau telepon langsung. Kalau ojek berbasis aplikasi kan harus mantau aplikasinya, bayar pakai deposit, dan lainnya," ujarnya.
Bingung Cara Mendaftar
Beberapa di antara tukang ojek konvensional mengaku ingin bergabung dengan tukang ojek berbasis aplikasin, namun mereka beralasan tidak tahu cara mendaftar ke pihak yang mengelola ojek berbasis aplikasi. "Saya sih pengen daftar, tetapi enggak tahu daftar ke mana," ujar Faqih (27) di Jalan Raya Ancol Baru, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sumber: Kompas
Ini Dia Alasan Tukang Ojek Pangkalan Tidak Mau Gabung Dengan Ojek Berbasis Aplikasihttp://menggabungkan.blogspot.com/2015/08/alasan-tukang-ojek-ogah-gabung-aplikasi.html
Posted by Menggabungkan on 4 Agustus 2015