Indonesia adalah negara dengan luas laut terluas didunia dengan luas lautan 3.257.483 km2, 3x lebih luas dari daratan di Indonesia. Dengan luas lautan sebesar itu maka tidak aneh jika kecelakaan dilaut sering terjadi, baik itu kecelakaan pesawat terbang maupun kecelakaan kapal laut. 

Banyaknya kecelakaan laut di tempat-tempat tertentu baik itu kecelakaan pesawat maupun kecelakaan kapal laut membuat orang-orang menyebutnya sebagai "segitiga bermuda" di Indonesia, berikut adalah lokasi "segitiga bermuda" di Indonesia yang berbahaya bagi keselamatan pesawat dan kapal laut:

1. Kepulauan Masalembo Sulawesi Selatan
Kepulauan Masalembo di Sulawesi Selatan adalah tempat paling angker dan paling terkenal bagi maskapai penerbangan dan kapal laut. Tempat ini sangat terkenal karena banyaknya kendaraan yang hilang secara mendadak dan tidak pernah ditemukan. Pesawat yang menghilang di daerah ini adalah Garuda DC-3 pada tahun 1961, dua hari kemudian 2 helikopter yang mencari Garuda DC-3 ikut menghilang secara mendadak.

Setelah kejadian hilangnya Garuda DC-3 tersebut, terjadi beberapa kecelakaan lainnya di daerah tersebut seperti KM Tampomas II milik Pelni yang tenggelam dengan jumlah korban 431 orang dilaporkan tewas, 288 lagi dinyatakan hilang. KM Senopati Nusantara yang menghilang secara mendadak, dan kecelakaan paling terkenal hilangnya Adam Air KI 574 didaerah tersebut yang membuat semua maskapai Indonesia tidak boleh terbang ke eropa

2. Gugusan Pulau Katangkatang
Gugusan Pulau Katangkatang berada dikawasan Teluk Bayur perairan Sumatera Barat. Di perairan ini, pada tanggal 10 November 1971 pesawat Merpati Airlines registrasi PK-MVS pernah hilang dan tak ada kabar sampai sekarang. Semua penumpang yang berada di dalam pesawat berkewarganegaraan Indonesia, kecuali dokter berkewarganegaraan Jerman dan istrinya, dan seorang pilot helikopter berkewarganegaraan Britania Raya yang bekerja di Indonesia. Delapan anak-anak termasuk menjadi penumpang di dalam pesawat ini. Tiga hari setelah kecelakaan potongan dari reruntuhan ditemukan mengambang 75 mil dari lepas pantai Sumatra, Indonesia. Nelayan menemukan kursi dari pesawat ini di antara Beringin dan kepulauan KatangKatang. Angkatan Laut Indonesia menemukan pakaian dan jaket keselamatan pesawat ini.