Kepala Polsek Metro Jagakarsa Komisaris Sri Bhayakari menuturkan, tidak semua anak perempuan yang menjadi korban eksploitasi Torik melacurkan diri karena desakan ekonomi.
Menurut temuan yang diperolehnya, sebagian pelacur ABG tersebut justru berasal dari keluarga yang mapan, baik secara finansial maupun status sosial.
"Ada korban yang berasal dari keluarga mampu dan mereka menjual dirinya lantaran menganggap seks bebas itu sudah menjadi lifestyle. Jadi, tak semua korban melakukan tindakan asusila itu karena alasan uang," kata Sri
Menurut temuan yang diperolehnya, sebagian pelacur ABG tersebut justru berasal dari keluarga yang mapan, baik secara finansial maupun status sosial.
loading...
loading...
"Ada korban yang berasal dari keluarga mampu dan mereka menjual dirinya lantaran menganggap seks bebas itu sudah menjadi lifestyle. Jadi, tak semua korban melakukan tindakan asusila itu karena alasan uang," kata Sri
BACA JUGA:
Dari hasil penelusuran polisi, ada 16 anak perempuan yang menjadi korban eksploitasi seksual Torik. Seusia mereka antara 15 sampai 16 tahun. "Lima korban masih berstatus pelajar kelas IX SMP, sementara yang 10 anak lagi putus sekolah," ujar Sri.
Dia mengungkapkan, sejauh ini sudah ada sembilan orang tua korban yang datang ke Mapolsek Jagakarsa untuk memberi keterangan kepada penyidik.