Gadis-gadis itu dipilih secara acak oleh para tentara, kadang dari teman sekelas mereka sendiri. Para tentara ini bahkan melakukan penyelidikan rinci apakah gadis-gadis itu masih perawan. Lebih dari puluhan dekade, gadis-gadis itu dipekerjakan untuk melayani lingkaran elite militer Korea Utara. Mereka dikenal sebagai Gippeumjo atau pasukan kesenangan pemimpin.
Pasukan ini terdiri dari 2.000 gadis Korea Utara, dan mereka dibagi menjadi tiga kelompok khusus. Pertama untuk melayani seksual, yang kedua memberikan pijatan, dan satu kelompok lagi untuk menyanyi dan menari, di mana mereka bisa diminta melakukannya semi telanjang. Dalam tembok Korea Utara, praktik ini sangat rahasia. Namun kisah ini mulai diketahui dari pembelot yang lari ke China atau Korea Selatan.