Ada beberapa orang-orang baik itu laki-laki dan perempuan dari kelompok usia dewasa yang terlihat tenang-tenang saja melajang. Walaupun masih suka dengan lawan jenis, namun untuk menikah, nanti dulu.



Nina, seorang psikolog yang juga aktif membahas masalah-masalah pranikah--menyebutkan beberapa alasan. Menurut Nina, pernikahan itu pilihan, bukan keharusan. Namun fungsinya tidak dapat digantikan. Ada pembelajaran-pembelajaran yang hanya bisa dialami lewat pernikahan.

"Pernikahan sudah semestinya direncanakan dan dipersiapkan. Bukan hanya pestanya, namun termasuk persiapan mental setelah menikah nanti. Ada cukup banyak waktu untuk saling mengenal satu sama lain saat masih pacaran. Bila perlu, sering bertengkar lalu selesaikan sebagai ajang latihan agar sungguh siap menikah,” kata Nina.

“Selalu ada harapan, karena kondisi malas menikah ini kan bukan sesuatu yang stuck, selamanya malas nikah,” bilang Nina. Ketahui penyebabnya. Jika penyebabnya sudah diketahui, dan ia menyadari, maka orang-orang terdekat bisa membantu memunculkan kembali hasrat menikah. (Sumber: tempo)


>